Pembahasan sejarah epistemologi Barat dimulai dengan asal-usul kata "epistemologi" dari bahasa Yunani, yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (teori atau alasan). Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki keaslian pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Dalam perkembangannya, epistemologi Barat melalui fase filsafat kuno, Hellenis, Abad Pertengahan, dan Abad Modern.
Filsafat kuno diwakili oleh Plato dan Aristoteles, dengan pemikiran tentang keyakinan yang benar, pengetahuan, dan kebodohan. Pada periode Hellenis muncul aliran seperti epikurianisme, stoikisme, dan skeptisisme. Abad Pertengahan diwakili oleh Thomas Aquinas dan William of Ockham. Filsafat modern membawa rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan positivisme.
Rasionalisme menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan, sementara empirisme mengandalkan pengalaman. Kritisisme, yang diperkenalkan oleh Immanuel Kant, menggabungkan elemen rasionalisme dan empirisme. Positivisme menekankan pengetahuan faktual dan pengertian yang dapat diamati.
Meskipun berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, epistemologi Barat memiliki kelemahan. Kepercayaan mutlak pada akal bisa menghasilkan ilmu yang tidak memperhatikan dampak buruknya. Rasionalisme dan empirisme memiliki keterbatasan, dan dualisme epistemologi Barat menyebabkan pandangan terhadap realitas dan kebenaran yang terpisah.
Beberapa kritik terhadap epistemologi Barat termasuk kurangnya perhatian terhadap aspek spiritual, keterbatasan metode ilmiah, dan kecenderungan dualisme yang dapat menghambat kemajuan pengetahuan. Kerancuan dan ketidakpastian juga muncul karena penolakan terhadap wahyu dan pandangan sekuler yang mendominasi epistemologi Barat.
Penulis menyoroti perlunya kajian serius terhadap epistemologi Islam sebagai alternatif terhadap dominasi epistemologi Barat dalam wacana kontemporer. Kritik juga ditujukan pada pengaruh nilai dan doktrin Barat yang masuk ke dalam ilmu pengetahuan.
Untuk lebih lanjut bisa kunjungi https://e-jurnal.stail.ac.id/index.php/tadibi/article/view/550
Comments
Post a Comment