Skip to main content

HASAD ATAU DENGKI HANYA ADA PADA HATI YANG SAKIT

 


Sudah menjadi ketetapan bahwa manusia itu menjadi baik jika hatinya baik. Hal ini sudah dijelaskan dalam riwayat hadits, Nabi saw bersabda “Sungguh dalam diri manusia ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka baik pula seluruh amal perbuatannya. Dan apabila dia buruk, maka buruk pula seluruh amal perbuatannya. Ketahuilah dia adalah hati”. Untuk menjadikan hati ini baik, maka tidak ada jalan lain kecuali kita membersihkan hati ini dari penyakit-penyakit hati.

Hasad merupakan salah satu penyakit hati dan termasuk penyakit yang ganas dan sangat berbahaya. Hasad ini menyebabkan retaknya hubungan di antara manusia. Di samping itu, spirit hasad bertentangan dengan spirit mencinta dan bersaudara (ruhu al-Hubb wa al-Ikho’) yang sangat ditekankan dalam Islam.

Sebagai Muslim, mencintai saudara kita sesama muslim - dalam kebaikan- menjadi salah satu alat mengukur kesempurnaan iman kita. Rasulullah saw dalam riwayat Bukhori Muslim bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أحَدُكم حتّى يحبّ لأَخِيه ما يحبّ لِنفسهِ .

Artinya : tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sehingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya.

Oleh karena pentingnya menjaga hati kita dari penyakit hati terutama penyakit yang ganas seperti hasad ini, maka kita sebagai muslim harus mengetahui apa hasad itu? Bagaimana bentuk hasad? Sebab-sebab hasad dan cara mengobatinya?

Apa hasad?

Hasad dalam syara’ adalah perasaan sakit dan perih dalam diri seseorang , disebabkan dia melihat keutamaan, karunia atau kelebihan yang ada pada orang lain dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghilangkan karunia atau kelebihan itu, serta menjadikan agar kelebihan dan keutamaan itu untuk dirinya. Hasad ini merupakan perilaku yang buruk dan harus dijauhi oleh kita sebagai muslim.

Maka dari pengertian ini,  bentuk hasad bisa dibedakan sebagai berikut:

1.       Orang yang hasad berharap hilangnya nikmat dari orang lain, supaya dia mendapatkan hal itu. Nikmat itu bisa berupa harta kekayaan, ilmu, kehormatan, kedudukan, dan kesehatan.

2.       Orang yang hasad berharap hilangnya nikmat dari orang lain, walaupun dia sendiri tidak mendapatkannya. Dan ini merupakan bentuk hasad yang paling hina dari perbuatan hina, paling buruk dari perbuatan buruk.

Bagaimana Perintah Allah swt & Rasul-Nya?

Allah swt memerintahkan kepada kita umat islam agar berlindung kepada Allah dari kejahatan orang yang hasad apabila ia dengki. Allah swt berfirman dalam surah al-falaq,   ومن شرّ حاسد إذا حسد

Allah telah mengharamkan melihat dengan penglihatan dengki terhadap apa yang ada pada saudara kita. Pandangan dan penglihatan dengki seperti ini merupakan cara pandang kebanyakan ahli kitab. Mereka menghendaki agar kita umat Islam kembali inkar terhadap agama ini, kehendak mereka ini lahir dari hasad yang ada dalam diri mereka sendiri. Firman Allah swt :

وَدّ كثيرٌ من أهل الكتاب لو يردونكم من بعد إيمانكم كفّارًا حسدًا من عند أنفسهم

 

Rasulullah saw menegaskan kehinaan hasad dan bahayanya hasad ini dalam riwayat Abu Daud ra,

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ ، فَإِنَّ الحسدَ يَأكُلُ الحَسناتِ كَمَا تأكلُ النَّارُ الحَطَبَ

Artinya: “Jauhilah oleh kalian sifat hasad. Sungguh hasad itu akan menghilangkan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.

لا تَباغضُوا ولا تحاسدوا وكونوا عباد الله إخوانا ولا يحل لمسلم أن يهجر أخاه فوق ثلاثة أيام  

Artinya : Jangalah kalian saling bermusuhan dan jangan pula kalian sesama muslim saling dengki! Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara ! tidak boleh seorang muslim menghindari saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari.

Di samping itu, hasad merupakan sifatnya iblis dan anggotanya. Iblis dengki kepada Nabi Adam as. Mereka dengki kepada manusia karena manusia dikaruniai ilmu dan keutamaan dari Allah swt. Rasulullah menjelaskan hal ini dalam riwayat Muslim, sebagai berikut :

إِذا قَرَأَ ابنُ آدمَ السّجْدَةَ فسَجَدَ، اعْتَزَلَ الشيطانُ يَبكِي يقول : يَاوَيْلَه، أُمِرَ ابن آدمَ بالسجودِ فسجد فله الجنةُ وأُمِرْتُ بالسجود فأبيْتُ فلي النّارُ.

 Artinya : apabila seseorang membaca ayat sajdah dalam al-Quran lalu dia sujud, maka syetan akan peri menjauh dan menangis seraya berkata: “ celaka, manusia disuruh Allah swt sujud lalu dia bersujud, maka dia memperoleh surga. Sementara aku disuruh bersujud namun aku lalai tidak bersujud, maka aku memperoleh neraka.

Maka, hasad (dengki), kejahatannya dan keburukannya, sesungguhnya hanyalah terjadi pada hati yang sakit.

Comments

Popular posts from this blog

Amtsilah Tasrifiyah Karya Syeikh Muhammad Maksum bin Ali

Kitab amtsilah tasrifiyah adalah kitab rujukan bagi setiap santri yang ingin memiliki kemampuan membaca kitab. Di dalamnya sebagaimana namanya contoh berisikan contoh-contoh tasrifan baik istilahi ataupun tashrif lughowi. Bagi santri awal, menghafal contoh-contoh dalam kitab ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Dan itu merupakan langkah awal sebelum memahami ilmu Shorof dan cara mentasrif Isim atau pun fi'il. Untuk tahap awal maka semua santri yang belajar bahasa Arab maka perlu melalui tahap latihan membaca semua amtsilah (contoh-contoh) Isim dan Fiil yang ada pada kitab Amtsilah Tasrifiyah. Syekh Muhammad Maksum bin Ali, kesimpulan penulis, sudah melakukan penelitian secara menyeluruh sehingga mampu menghadirkan contoh yang komprehensif mencakup semua informasi tentang Fiil dan Isim sesuai dengan wazan tertentu.  berikutnya, kami tautkan link kitab Amtsilah Tasrifiyah bagi santri dan mahasiswa yang sudah pasti sangat bertumpu pada kitab ini dalam berinteraksi dengan bahas

AKAL SEHAT MANUSIA

  Dalam kamus lisanul Arab yang dikarang oleh Ibnu Manzur, Asy Syibawaih menjelaskan bahwa akal artinya terikat, terjaga, dan terbatas. "Uqila lahu Syai’un" artinya iya dijaga, iya diikat, atau iya dibatasi oleh sesuatu. Ibnu Bari mengartikan akal sebagai sesuatu yang memberikan kesabaran dan nasihat bagi orang yang memerlukan. Akal memiliki karakteristik bahwa: 1. Pemilik akal mampu mengekang hawa nafsunya dan menolak rayuannya untuk masuk pada kebinasaan, menjaga dari terjerumus ke kehancuran. 2. Akal membedakan manusia dari seluruh hewan. Dalam agama Islam, akal tidak semata-mata berkaitan dengan aspek nalar, hafalan, dan semisalnya. Tetapi, mencakup keterkaitannya dengan moral. Keterkaitan antara akal dan moral dapat diketahui dalam hadits Nabi yang diriwayatkan dari Sahabat Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Uwaimir, tambahilah akalmu niscaya kau akan bertambah dekat dengan Tuhanmu!" Lalu Abu Darda bertanya, "Bagaimana

Solusi Kualitas Pendidikan lebih baik? Islamisasi Ilmu Pengetahuan

  Pembahasan sejarah epistemologi Barat dimulai dengan asal-usul kata "epistemologi" dari bahasa Yunani, yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (teori atau alasan). Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki keaslian pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Dalam perkembangannya, epistemologi Barat melalui fase filsafat kuno, Hellenis, Abad Pertengahan, dan Abad Modern. Filsafat kuno diwakili oleh Plato dan Aristoteles, dengan pemikiran tentang keyakinan yang benar, pengetahuan, dan kebodohan. Pada periode Hellenis muncul aliran seperti epikurianisme, stoikisme, dan skeptisisme. Abad Pertengahan diwakili oleh Thomas Aquinas dan William of Ockham. Filsafat modern membawa rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan positivisme. Rasionalisme menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan, sementara empirisme mengandalkan pengalaman. Kritisisme, yang diperkenalkan oleh Immanuel Kant, menggabungkan elemen rasionalisme dan empirisme. Positivisme men