"membangun dari awal, dari pondasinya"
Uraian ini diambil dari materi halaqoh kader malam jumat, di kampus Hidayatullah Panceng. Dijelaskan tentang tiga kekuatan seorang muslim, seorang manusia yang beriman. Pertama, Kekuatan jasadiyah dapat diperoleh dari makanan yang bergizi. Kedua, Kekuatan aqliyah dapat diperoleh dengan berlatih, berfikir dan menganalisa baik dengan membaca dan menulis. Dan ketiga, Kekuatan ruhiyah hanya dapat diperoleh dengan taqorrub kepada Alloh swt, melalui ibadah wajib dan ibadah sunnah.
Orientasi dalam membangun kekuatan menjadi penentu terhadap sikap dan perilaku manusia, lahiriyah maupun batiniyah. Yang mengejar popularitas di pandangan manusia, ketika ada yang menghinanya maka dia akan terpuruk. Jiwanya remuk, pikirannya ambruk. Orang beriman tidak mengejar popularitas di dunia ini saja. Ketika ada yang menyanjungnya, dia kembalikan segala sanjungan dan pujian itu kepada pemiliknya. Alhamdulillah, segala pujian milik Alloh swt.
Keyakinan kepada Alloh swt menyebabkan ketenangan hati bagi orang yang beriman. Dalam Al Quran, orang yang beriman dipanggil dengan jiwa-jiwa yang tenang.ketenangan jiwa inilah yang menjadikan seorang mukmin, setiap kali lalai atau berdosa segera bertaubat dan kembali kepada Tuhannya.
Di samping itu, seorang Mukmin adalah dai sekaligus mujahid. Tantangan dan ujian akan selalu dihadapi setiap dai. Dalam satu riwayat Hadits disebutkan, ada 5 tantangan seorang mukmin. Yaitu, mukmin lain yang hasad, dengki, munafik yang membenci, kafir yang membunuh, setan yang menyesatkan dan nafsu yang menggelincirkan.
Setiap jenis tantangan tersebut mempunyai cara tersendiri dalam menghadapinya. Hidayatullah sebagai gerakan dakwah dan tarbiyah menetapkan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) sebagai wujud menghadapi tantangan dengan kekuatan ruhiyah. Kekuatan ruhiyah akan menjadikan penentu terciptanya kekuatan yang lain.
Sumber kekuatan ruhiyah dalam diri manusia yang disebutkan pertama kali dalam surah Al Muzammil adalah Qiyamul lail, separuh malam atau sepertiga malam sampai waktu subuh.
Akhirnya, mari kita bangun tiga kekuatan ini dengan bersama-sama. Insyaa Alloh dengan bersama dalam ikatan jamaah dan ukhuwah islamiyah, kekuatan yang kita bangun bisa terwujud dengan optimal dan maksimal. Kita sadar betul, bahwa sukses itu ada syarat-syaratnya sebagaimana gagal juga ada sebab-sebabnya. Wallohu a'lam.
Comments
Post a Comment