Selalu ada jalan bagi mereka yang ingin keluar dari semua permasalahan hidup. Inilah keyakinan orang yang ber-aqidah. Alhamdulillah, pagi ini saya mendapati seorang santri yang tidak mengikuti taklim pagi materi fiqh syahadat.
"saya terkunci di asrama Ustadz", ungkap si santri.
"saya sudah manggil ustadz dan teman-teman santri, tapi tidak ada yang mendengar", lanjut si santri.
Aqidah bukan istilah baru, semakna dengan ikatan. Dari sini ada istilah yang lainnya, yakni aqad (akad) sehingga kita temukan ada akad nikah, akad jual beli, dan akad perjanjian dalam bentuk yang lain. Aqidah itu akad itu, orang yang benar aqidahnya selalu berhati-hati dengan akad yang dia lakukan. Dalam akad ada ikatan, semakin baik bunyi akad maka semakin kuat ikatan itu. Pada lembaga dan organisasi akad kedua pihak dijelaskan pada lembar MoU.
Aqidah selalu menjadi kebutuhan manusia. Kasus santri yang tersesat di dalam asrama, hanya contoh yang kecil tapi bagi yang ber-aqidah maka dampaknya itu yang diperhatikan. Kepada siapakah dia meminta jalan keluar? Inilah yang perlu diberikan arahan.
Pada situasi begitu, marilah kita mencontoh apa yang dilakukan pemuda yang ber-aqidah ketika tersesat di dalam gua dengan batu besar menutupi pintu keluarnya. Apa yang dilakukan pemuda itu? Dalam riwayat Hadits seorang pemuda yang tersesat di dalam batu maka dia bertawassul, mediasi dengan kebaikannya. Satu fiantaranya mengatakan, saya dulu pernah punya pegawai lalu gaji belum saya kasihkan, orangnya sudah tidak ada. Akhirnya, saya belikan kambing dan menjadi 2 kambing, lalu kambing beranak pinak dan menjadi banyak. Setelah pegawai itu datang saya serahkan semuanya, kambing-kambing dan anaknya itu. Seraya berharap kalau itu menjadi kebaikan saya mohon Ya Allah Ya Robb keluarkan saya dari kesulitan ini. Begitu yang dilakukan oleh orang yang berakidah.
Atau meniru orang yang kedua.
Seorang laki-laki lalu dia digoda oleh gadis kaya yang cantik jelita setelah itu dia diajak berzina. Laki-laki ini ingat kepada Alloh lalu dia mengatakan,
"saya takut kepada Allah maka takutlah kamu kepada Allah !"
Pada akhirnya tidak jadi lah dia melakukan zina itu. Seraya berkata, kalau memang itu menjadi kebaikan, Ya Allah, maka keluarkanlah saya dari kesulitan ini.
Begitu yang dilakukan oleh orang yang berakidah. Yang diingat dalam setiap kesulitan itu adalah pertolongan Allah saja. Kalau keadaannya sudah seperti ini maka aqidahnya sudah benar dan sudah kuat.
Orang yang memiliki aqidah yang kuat maka dia dalam setiap kesulitan nya yang diharapkan hanyalah pertolongan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Ambillah contoh, seorang Arif, ia selalu dalam kesehariannya, dimarahi oleh istrinya gara-gara dia tidak bekerja dan istrinya minta belanja kepadanya. Akhirnya, dia keluar dari rumahnya, dia datangi rumah Allah, dia masuk masjid. Dia berdoa di situ lalu dia meminta kepada Allah.
"Ya Allah, kirimkan saya Harta! Ya Allah, kirimkan saya beras!"
Masjid itu adalah masjid yang dibangun oleh seorang kaya. Sementara rumah orang kaya itu bersebelahan dengan masjid itu. mendengar seharian si arif memohon dengan pelan sampai berteriak meminta kepada Allah, pada akhirnya terdengar kepada si kaya.
"saya mencoba untuk mengerjai orang ini, " pikir si kaya.
Ketika si Arif mengatakan, Ya Allah saya minta harta ya Allah akhirnya si kaya yang punya masjid itu melemparkan 1 karung uang.
"Alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh", pikir si arif.
dibawalah uang itu ke rumahnya dan dia bilang ketika karung itu Alhamdulillah ya Allah ini adalah pemberianmu Ya Allah terima kasih ya Allah engkau telah mengabulkan permintaan saya. Tanpa sepengatahuan si arif, orang yang kaya itu ternyata melaporkan Si Arif yang tadi di masjid itu ke pengadilan dia menuntut balik hartanya.
Apa yang dilakukan oleh si Arif itu adalah hal yang benar kesimpulannya begitu dari pengadilan karena ketika si kaya ditanya, Apakah betul itu hartamu? tidak saya minta kepada Allah, hampir seharian si arif meminta. Inilah jawaban si Arif yang dibenarkan oleh si kaya.
Coba Bagaimana kamu meminta? Ya Allah saya minta Harta Ya Allah kirimkan harta! harta yang Allah berikan bukan hartanya orang kaya ini katanya si Arif. Menang lah dia dalam pengadilan itu.
Begitulah orang yang berakidah selalu saja dalam setiap keadaan yang dia ingat hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena Allah yang Maha penolong, Allah yang mencukupkan segalanya walaupun caranya bisa dengan bermacam-macam cara. Termasuk kondisi dan situasi terkini yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini, maka marilah kita menguatkan aqidah kita! memohon kepada Allah, meminta Allah turun tangan dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan negara dan bangsa Indonesia ini wallahu a'lam.
"saya terkunci di asrama Ustadz", ungkap si santri.
"saya sudah manggil ustadz dan teman-teman santri, tapi tidak ada yang mendengar", lanjut si santri.
Aqidah bukan istilah baru, semakna dengan ikatan. Dari sini ada istilah yang lainnya, yakni aqad (akad) sehingga kita temukan ada akad nikah, akad jual beli, dan akad perjanjian dalam bentuk yang lain. Aqidah itu akad itu, orang yang benar aqidahnya selalu berhati-hati dengan akad yang dia lakukan. Dalam akad ada ikatan, semakin baik bunyi akad maka semakin kuat ikatan itu. Pada lembaga dan organisasi akad kedua pihak dijelaskan pada lembar MoU.
Aqidah selalu menjadi kebutuhan manusia. Kasus santri yang tersesat di dalam asrama, hanya contoh yang kecil tapi bagi yang ber-aqidah maka dampaknya itu yang diperhatikan. Kepada siapakah dia meminta jalan keluar? Inilah yang perlu diberikan arahan.
Pada situasi begitu, marilah kita mencontoh apa yang dilakukan pemuda yang ber-aqidah ketika tersesat di dalam gua dengan batu besar menutupi pintu keluarnya. Apa yang dilakukan pemuda itu? Dalam riwayat Hadits seorang pemuda yang tersesat di dalam batu maka dia bertawassul, mediasi dengan kebaikannya. Satu fiantaranya mengatakan, saya dulu pernah punya pegawai lalu gaji belum saya kasihkan, orangnya sudah tidak ada. Akhirnya, saya belikan kambing dan menjadi 2 kambing, lalu kambing beranak pinak dan menjadi banyak. Setelah pegawai itu datang saya serahkan semuanya, kambing-kambing dan anaknya itu. Seraya berharap kalau itu menjadi kebaikan saya mohon Ya Allah Ya Robb keluarkan saya dari kesulitan ini. Begitu yang dilakukan oleh orang yang berakidah.
Atau meniru orang yang kedua.
Seorang laki-laki lalu dia digoda oleh gadis kaya yang cantik jelita setelah itu dia diajak berzina. Laki-laki ini ingat kepada Alloh lalu dia mengatakan,
"saya takut kepada Allah maka takutlah kamu kepada Allah !"
Pada akhirnya tidak jadi lah dia melakukan zina itu. Seraya berkata, kalau memang itu menjadi kebaikan, Ya Allah, maka keluarkanlah saya dari kesulitan ini.
Begitu yang dilakukan oleh orang yang berakidah. Yang diingat dalam setiap kesulitan itu adalah pertolongan Allah saja. Kalau keadaannya sudah seperti ini maka aqidahnya sudah benar dan sudah kuat.
Orang yang memiliki aqidah yang kuat maka dia dalam setiap kesulitan nya yang diharapkan hanyalah pertolongan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Ambillah contoh, seorang Arif, ia selalu dalam kesehariannya, dimarahi oleh istrinya gara-gara dia tidak bekerja dan istrinya minta belanja kepadanya. Akhirnya, dia keluar dari rumahnya, dia datangi rumah Allah, dia masuk masjid. Dia berdoa di situ lalu dia meminta kepada Allah.
"Ya Allah, kirimkan saya Harta! Ya Allah, kirimkan saya beras!"
Masjid itu adalah masjid yang dibangun oleh seorang kaya. Sementara rumah orang kaya itu bersebelahan dengan masjid itu. mendengar seharian si arif memohon dengan pelan sampai berteriak meminta kepada Allah, pada akhirnya terdengar kepada si kaya.
"saya mencoba untuk mengerjai orang ini, " pikir si kaya.
Ketika si Arif mengatakan, Ya Allah saya minta harta ya Allah akhirnya si kaya yang punya masjid itu melemparkan 1 karung uang.
"Alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh", pikir si arif.
dibawalah uang itu ke rumahnya dan dia bilang ketika karung itu Alhamdulillah ya Allah ini adalah pemberianmu Ya Allah terima kasih ya Allah engkau telah mengabulkan permintaan saya. Tanpa sepengatahuan si arif, orang yang kaya itu ternyata melaporkan Si Arif yang tadi di masjid itu ke pengadilan dia menuntut balik hartanya.
Apa yang dilakukan oleh si Arif itu adalah hal yang benar kesimpulannya begitu dari pengadilan karena ketika si kaya ditanya, Apakah betul itu hartamu? tidak saya minta kepada Allah, hampir seharian si arif meminta. Inilah jawaban si Arif yang dibenarkan oleh si kaya.
Coba Bagaimana kamu meminta? Ya Allah saya minta Harta Ya Allah kirimkan harta! harta yang Allah berikan bukan hartanya orang kaya ini katanya si Arif. Menang lah dia dalam pengadilan itu.
Begitulah orang yang berakidah selalu saja dalam setiap keadaan yang dia ingat hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena Allah yang Maha penolong, Allah yang mencukupkan segalanya walaupun caranya bisa dengan bermacam-macam cara. Termasuk kondisi dan situasi terkini yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini, maka marilah kita menguatkan aqidah kita! memohon kepada Allah, meminta Allah turun tangan dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan negara dan bangsa Indonesia ini wallahu a'lam.
Comments
Post a Comment